Pages

Jin TGH


Jin TGH

Jin TGH


pupuktgh.com

Tentang TGH

Tentang TGH

Sebagai sebuah terobosan tekonologi pemupukan dengan pendekatan biologim The Great Harvest mampu menciptakan sebuah stimulant dengan memberdayakan sejumlah mikroba khusus yang mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat pemupukan laten selama puluhan tahun dengan pupuk kimia. Mikroba-mikroba tersebut sangat dibutuhkan dalam proses penyuburan tanah secara biologi antara lain: Azospirillum Sp; Azotobacter Sp; mikroba pelarut P; Lactobacillus Sp; dan mikroba pendegradasi selulosa.
Apa yang Dilakukan Mikroba pada TGH?
Pupuk hayati TGH (The Great Harvest) merupakan jenis pupuk yang secara unik mampu menghimpun sejumlah mikroba yang bekerja untuk mempengaruhi kesuburan tanah. Meski demikian ada juga jenis mikroorganisme yang merugikan. Inovasi riset yang dilakukan pada TGH berhasil menghimpun jenis-jenis mikroorganisme yang memberikan manfaat dengan fungsi masing-masing sebagai berikut:
  1. Azotobacter Sp
    Berfungsi untuk melindungi atau menyelimuti hormon tumbuh yang terdapat dalam The Great Harvest dan juga berfungsi sebagai mikroba penambat N (nitrogen) dari udara bebas.
  2. Azoospirilium Sr
    Berfungsi sebagai penambat N (nitrogen) dari udara bebas untuk diserap oleh tanaman.
  3. Mikroba Selulolitik
    Menghasilkan enzim selulose yang berguna dalam proses pembusukan bahan organik.
  4. Mikroba Pelarut Fosfat
    Berfungsi untuk melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral Hat tanah menjadi senyawa yang mudah diserap oleh tanaman, selain itu dapat membantu proses dekomposisi. Pseudomonas Sp dapat menghasilkan enzim pengurai yang disebut lignin dan berfungsi jugan untuk memecah mata rantai dari zat-zat kimia yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainnya.
  5. Lactobacillius Sp
    Berfungsi untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman.
  6. 6. Pseudomonas Flueorecent (pengurai pestisida)

Manfaat TGH
Kesuburan lahan tidak hanya ditunjang oleh unsur kimia dan fisika. Tetapi juga dengan kombinasi biologi tanah. Artinya dalam tanah akan menjadi lebih baik jika terjadi kombinasi ke-3 sifat tersebut. Penggunaan The Great Harvest pada lahan tanaman akan memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga struktur dan tekstur tanah menjadi serasi dan sehat sehingga tanaman akan dapat tumbuh subur di tanah yang sehat.
The Great Harvest dengan kandungan mikroorganisme di dalamnya akan bekerja secara unik dengan melepaskan unsur hara yang terikat pada mineral liat tanah. Pola itu akan tetap menjamin ketersediaan unsur hara tanah bersifat makro dan mikro yang dibutuhkan bagi tanaman. Membantu meningkatkan proses fotosintesa tanaman, sehingga proses pematangan buah menjadi sempurna. Menggunakan teknologi ini dapat menghemat penggunaan pupuk kimia hingga 50% sehingga dapat mengurangi biaya pembelian pupuk.
KOMPOSISI TGH

pupuk hayati tgh
UJI MUTU TGH

pupuk hayati tgh

Pupuk hayati cair berbahan mikroba aktif , yang bekerja untuk mendapatkan hara makro dan mikro dalam tanah. Sehingga dapat efektif meningkatkan produksi pertanian Sekaligus menghemat penggunaan pupuk kimia.

pupuktgh.com
pupuktgh.com

Terobosan Bioteknologi

Terobosan Bagi Produktifitas Pertanian, Perkebunan, Perikanan Dan Peternakan

Sistem produksi pertanian kita dalam 40 tahun terakhir hanya mengandalkan peningkatan kesuburan kimia saja, padahal kesuburan tanah merupakan keseimbangan antara kesuburan fisika, kimia dan biologi. Akibatnya sekarang kesuburan biologi tanah merosot drastis dicirikan dengan kandungan humus tanah yang rendah (sekitar 1%). Pengembalian kesuburan biologi ini dapat dilakukan dengan penambahan kompos atau pupuk kandang. Namun demikian hal ini sulit dilakukan petani karena jumlah kompos atau pupuk kandang yang dibutuhkan jumlahnya besar (minimum 5 ton/ha/musim tanam). Tentu pengadaan kompos sebanyak itu sangat sulit bagi petani. Kalaupun ada, biayanya menjadi mahal, selain penggunaannya tidak praktis.
Di sisi lain kebutuhan pupuk kimia (urea, sp36, KCL, dll) setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Data menunjukkan kebutuhan urea untuk lahan padi mengalami kenaikan 8,5% -10% per tahun. Sementara, kapasitas produksi pabrik pupuk nasional tidak memenuhi kebutuhan. Situasi ini diperparah dengan problematika sistem tata niaga dan distribusi pupuk, khususnya urea. Sehingga, setiap musim tanam selalu terjadi kelangkaan urea dan gejolak harga yang menyulitkan petani.
Perlu diketahui bahwa dalam komponen produksi pertanian, pupuk menjadi faktor penentu keberhasilan, yakni mencapai 55%. Dengan kendala sulitnya petani memperoleh suplai pupuk yang memadai, baik harga, jumlah, maupun ketepatan waktu, dibutuhkan suatu terobosan strategis di tingkat kebijakan pemerintah maupun inovasi teknologi.
Secara nasional Indonesia memiliki lahan dengan sebaran sebagai berikut: 12 juta hektar padi, 4 juta hektar jagung, 1 juta hektar kedelai, dan 2 juta lahan sayuran dan hortikultur. Belum termasuk lahan perkebunan rakyat berupa kakao, karet, sawit, tebu, tembakau, dan lain-lain yang semuanya menggunakan pupuk kimia dan pestisida dalam skala yang besar.
Berangkat dari kondisi inilah sebuah riset mikrobiologi karya anak bangsa telah berhasil mengembangkan produk pupuk organik ramah lingkungan berbasis bioteknologi. The Great Harvest atau disebut Pupuk TGH merupakan terobosan teknologi yang telah melalui beberapa tahapan uji coba meliputi: uji laboratorium, uji lapangan, dan uji efektifitas oleh lembaga-lembaga yang terakreditasi secara nasional maupun internasional yang diakui oleh Pemerintah RI.
Produk ini memiliki kandungan Agricultural Growth Promoting Inoculant, suatu inokulan campuran yang berbentuk cair, mengandung hormon tumbuh dan berbahan aktif bakteri penambat N2 (urea) secara asosiatif , mikroba pelarut Posfat (TSp) dan penghasil selulase (KCl).
Beberapa jenis mikroba penting yang dibutuhkan dalam proses penyuburan tanah secara biologi antara lain Azospirillum, Azotobacter, Mikroba Pelarut P, Lactobacillus, Mikroba Pendegradasi Selulasa, Hormon Tumbuh Indole Acetic Acid,dan Enzim Selulase
Jenis-jenis mikroba dan enzim tersebut dapat bekerja secara maksimal sehingga terjadi penghematan penggunaan pupuk kimia. Sedangkan hormon tumbuh, dengan dosis tinggi memacu pertumbuhan dan jumlah anakan padi. Peningkatan jumlah anakan padi, secara otomatis meningkatkan kapasitas produksi.
Penerapan teknologi ini pada padi sawah akan menghemat penggunaan pupuk kimia sebesar 40-60%. Data juga menunjukan, pupuk ini mampu mengatrol kenaikan hasil panen antara 20 – 40 % dari cara konvensional. Jika penggunaan teknologi ini secara massal, maka cita-cita swasembada pangan akan mudah tercapai. Dengan demikian tidak perlu lagi impor beras.
Tidak hanya pertanian. The Great Harvest (TGH) juga telah teruji mampu meningkatkan produktifitas aneka perkebunan, tambak ikan, dan peternakan. Sebuah teknologi untuk kehidupan.

Rekam Jejak

Rekam Jejak Teknologi Inovatif Pupuk Hayati TGH

TGH (The Great Harvest) bukanlah teknologi yang ditemukan secara instan. Ia merupakan hasil sebuah dedikasi keilmuan dan penelitian tiada henti untuk mencari solusi bagi kemakmuran bangsa melalui penciptaan produktifitas pangan. Selama dua dasawarsa lebih, sejak awal penelitian, penemuan hingga uji praktis di berbagai lahan pertanian, perkebunan, hortikultura serta peternakan dan perikanan tambak, ia menjadi karya yang sudah sepatut diapresiasi oleh siapapun yang ingin menjadikan bangsa ini maju.

  • Tahun 1985

    Riset isolasi dan analisis potensi mikroba tanah dari bumi Indonesia. Pada tahap ini diambil sample mikroba dari berbagai daerah nusantara, terutama dari daerah yang dianggap subur, untuk diuji coba. Sampai saat ini riset ini tetap berjalan untuk terus meningkatkan mutu produk.

  • Tahun 1986 - 1996 Uji potensi mikroba unggul yang telah terseleksi di laboratorium. Dari berbagai mikroba yang terkumpul diadakan uji coba, mikroba mana yang paling baik, di antara mikroba yang lain.

  • Tahun 1996

    Dari berbagai uji coba akhirnya terpilih beberapa mikroba unggul yang dikemas dalam sebuah teknologi Agricultural Growth Promotion Inoculant (AGPI) – formula campuran yang bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian. Memakan waktu 10 tahun sejak dimulainya penelitian, baru ditemukan mikroba paling unggul yang baik untuk meningkatkan hasil pertanian.

  • Tahun 1997

    Dilakukan uji lapangan di sentra pertanian Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat Uji lapangan ini merupakan pembuktian setelah dilakukan uji lab yang masih bersifat teori.

  • Tahun 1998

    Dilakukan uji praktis dan evaluasi oleh petani. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui respon dan hasil yang paling obyektif oleh pengguna yaitu petani. Setelah dilakukan uji praktis oleh para petani di sejumlah daerah, terbukti mereka puas akan manfaat dan keunggulan teknologi ini.

  • Tahun 1998

    Mulai diproduksi secara masal dan dipasarakan di Indonesia. Setelah melalui masa penelitian selama 13 tahun, teknologi ini layak dipasarkan dan mulai diterima pasar secara luas.

  • Tahun 2012

    Setelah sukses memasuki pasaran Indonsia, teknologi ini berusaha melakukan penetrasi pasar dengan melakukan pemasaran secara direct marketing. Adalah JiNHE INTERNATIONAL, sebuah afiliasi perusahaan global dari China membawa kesuksesan baru bagi produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan dengan teknologi TGH (The Great Harvest).

Keunggulan dan Keuntungan

Keunggulan dan Keuntungan

Keunggulan Pupuk Hayati TGH bagi Pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan

  1. Penggunaan Pupuk Hayati TGH dapat Meningkatkan Kesuburan Tanah. Bisa Dipakai di Lahan Gambut, Tanah Kritis, dan Tanah Cadas
  2. Penggunaan Pupuk Hayati TGH dapat menghemat Pupuk Kimia sampai dengaxn 50%, sehingga dapat menghemat Biaya Pemupukan
  3. Pupuk Hayati TGH dapat meningkatkan hasil panen pertanian dan perkebungan dari berbagai jenis tanaman seperti padi, jagung, semangka, melon, kacang tanah, umbi-umbian, kentang , cabai, tomat, dan tanaman keras lainnya, seperti kelapa sawit, karet, sengon, kopi, coklat, jambu, apel, mangga dan lain sebagainya, yang tumbuh di bumi Indonesia
  4. Tanaman tumbuh lebih cepat, panen lebih cepat
  5. Masa Petik Lebih Banyak, Tanaman Lebih Sering Berbuah
  6. Ukuran Buah, Umbi, Biji, Lebih Besar dan Lebih Berat
  7. Daun Lebih Lebar, Lebih Rimbun
  8. Buah, Biji, Daun, Atau Bunga, Lebih Tahan Lama, Tidak Mudah Busuk, Tidak cepat Layu
  9. Tanaman Lebih Sehat, lebih Tahan Hama, dan Sedikit Gulma
  10. Ramah lingkungan dan tidak Meninggalkan Residu Pestisida sehingga menjadi tanaman organic
  11. Penggunaan Pupuk Hayati TGH dapat meningkatkan hasil produksi bagi peternak sapi, kambing, ayam dan menghemat pakan ternak, dan mengurangi bau kotoran ternak
  12. Penggunaan Pupuk Hayati TGH dapat menghemat pakan/pelet ikan dengan tumbuhnya planton di sekitar kolam/tambak dan mempercepat pertumbuhan ikan / udang
  13. Dengan demikian maka terjadilah peningkatan KESEJAHTERAAN para petani atau para pekebun, peternak, penambak sehingga tercapai INDONESIA SEJAHTERA

Prinsip Dasar Aplikasi

Prinsip dasar aplikasi

  1. Larutkan/encerkan 1 s/d 3 liter TGH dengan 50-200 liter air, diamkan beberapa saat baru dipergunakan (1 aplikasi/ lahan 1 ha).
  2. Pemakaian dengan cara penyiraman/penyemprotan.
  3. Beri tenggang waktu ½-1 hari apabila dipadukan dengan pupuk kimia.
  4. Tidak boleh dicampurkan dengan zat kimia, pestisida dll.

Setelah Penggunaan, tutup kembali botol Pupuk Hayati TGH dengan rapat, agar tidak tercampur dengan air, Tempatkan Pupuk Hayati TGH pada tempat yang tidak lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung.


Pohon coklat tumbuh di daerah tropis, pada ketinggian 10 hingga 500 meter di atas permukaan laut. Pohon coklat pada umumnya dapat mencapai tinggi 5 – 6 meter, dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun sejak umur 4 – 5 tahun.

Cara penggunaan TGH yang dikombinasikan dengan pupuk kimia pada kakao

Lorem Persiapan lahan

  • Buat lubang untuk bibit tanaman dengan ukuran 40x40x40 cm, kemudian masukkan pupuk kandang 20 kg, biarkan selama 1 bulan. Kemudian bibit siap untuk dimasukkan dalam lubang tanam.
  • Tanaman belum menghasilkan (diberikan mulai 15 HDT)
  • Berikan larutan TGH (2 liter TGH: air max 200 liter) pada sekitar pangkal batang, sebanyak ± 2-3 liter, ulangi setiap 4 bulan sekali. Pada tahap ini untuk satu aplikasi, The Great Harves yang dibutuhkan sebanyak 2 liter per hektar atau per tahun dibutuhkan 6 liter.
  • Pupuk kimia yang diberikan adalah berupa campuran pupuk Urea 200 gr, TSP 100 gr dan KCL 75 gr atau bisa berupa pupuk majemuk N-P-K-Mg (15-15-6-4) sebanyak 300 gr pohon, berikan di sekitar pangkal batang. Ulangi setiap 6 bulan sekali (sekali di awal musim hujan dan sekali di akhir musim hujan).

Tanaman sudah menghasilkan

  • Berikan larutan TGH (2 liter TGH: air max 200 liter) sebanyak ± 1 – 2 liter pada tiap pohon, berikan di sekitar pangkal batang, ulangi setiap 3 bulan sekali. Pada tahap ini untuk satu aplikasi, The Great Harves yang dibutuhkan sebanyak 3 – 4 liter per hektar atau per tahun dibutuhkan 12 – 16 liter.
  • Pupuk kimia yang diberikan adalah berupa campuran pupuk Urea 500 gr, TSP 200 gr dan KCL 300 gr atau bisa berupa pupuk majemuk N-P-K-Mg (15-15-6-4) sebanyak 1 kg pada setiap pohon, berikan di sekitar pangkal batang. Ulangi setiap 6 bulan sekali (sekali di awal musim hujan dan sekali di akhir musim hujan).


PEMUPUKAN SAAT PEMBIBITAN

  • Semprot media tanam dengan TGH sebelum dipakai untuk pembibitan. Jika media tanam dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk lain, maka harus ada jeda 3 hari sesudah atau sebelum dari pemakaian TGH.
  • Siramkan larutan TGH secara merata pada setiap media tanam, ketika berumur 10 hari (1 liter TGH dicampur dengan 50 s.d. 100 liter air, cukup untuk 250 polybag besar).
  • Selanjutnya lakukan pemupukan TGH setiap sebulan sekali sampai penanaman.

PEMUPUKAN SAAT PENANAMAN DAN PERAWATAN

  • Sebelumnya tanah diolah, dibuat lubang tanam dan diberi pupuk kandang.
  • Tiga hari sebelum tanam, siram lahan/area tanam secara merata dengan larutan TGH. Dibutuhkan 2 liter TGH dicampur dengan 100 s.d. 200 liter air per hektar.

PEMUPUKAN UNTUK PERAWATAN

  • Dibutuhkan 6 s.d. 12 liter Pupuk Hayati TGH setiap tahun.
  • Lakukan pemupukan dua bulan sekali, tiga bulan sekali atau 4 bulan sekali, dengan menggunakan 2 liter TGH setiap aplikasi.
  • Encerkan 2 liter TGH dengan 100 s.d. 200 liter air.
  • Untuk efektifitas pemupukan, buat 4 lubang (4 arah mata angin) dengan kedalaman 20 cm dengan diameter 5 cm.
  • Jarak lubang tersebut dari batang pohon adalah ½ tajuk (½ jarak ujung daun terluar dan batang pohon), atau kurang lebih 1,5 meter.
  • Tuangkan pada setiap lubang 250 ml larutan TGH atau sama saja dengan 1 liter setiap pohon.
  • Pupuk kimia diberikan sesuai dengan anjuran PPL setempat, tetapi selalu diatur agar aplikasi pupuk kimia dilakukan tiga hari setelah pemupukan TGH.


Tempat dan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman karet adalah daerah dengan ketinggian 200 m, memiliki curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun, suhu udara berkisar 240-280C dan mendapatkan sinar matahari 5-7 jam/hari dengan struktur tanah yang dapat meneruskan air, tidak berpadas, pH antara 5-6.

Aplikasi TGH pada tanaman karet

Saat tanam (15 HST – Hari Setelah Tanam)

  • Berikan larutan TGH (1 liter TGH: air max 100 liter) pada tanaman sebanyak ± 2 liter di sekitar pangkal batang. Pada tahap ini kebutuhan TGH sebanyak 3 liter per hektar.
  • 3 hari setelah pemberian TGH, berikan pupuk kimia majemuk N-P-K (14-14-14 atau 12-24-12) dengan dosis 50 gr per pohon.

Tanaman belum menghasilkan

  • Berikan larutan TGH (1 liter TGH: air max 100 liter) pada sekitar pangkal batang, sebanyak ± 1 liter. Ulangi setiap 3-4 bulan sekali, sampai tanaman dapat disadap. Pada tahap ini TGH yang dibutuhkan sebanyak 8-12 liter per hektar per tahun atau satu kali aplikasi 2 liter TGH per hektar.
  • 5 hari setelah pemberian TGH, berikan pupuk kimia majemuk (14-14-14 atau12-24-12), dengan dosis 150 gr per pohon. Ulangi setiap 6 bulan sekali (sekali di awal musim hujan dan sekali di akhir musim hujan).

Tanaman sudah menghasilkan

  • Berikan larutan TGH (1 liter The Great Harves : air max 100 liter) pada sekitar pangkal batang, sebanyak ± 1-2 liter. Ulangi setiap 3 bulan sekali. Pada tahap ini The Great Harves yang dibutuhkan sebanyak 12 liter per hektar per tahun atau satu kali aplikasi membutuhkan 3 liter TGH per hektar.
  • 5 hari setelah pemberian TGH, berikan pupuk kimia majemuk N-P-K (14-14-14 atau 12-24-12) sebanyak ± 300 gr per pohon. Ulangi setiap 6 bulan sekali (sekali di awal musim hujan dan sekali di akhir musim hujan).


Kopi tumbuh pada daerah dengan ketinggian 800 – 1500 di atas permukaan laut, curah hujan 1250 – 3000 mm, suhu 180-250C, kedalaman solum tanah minimal 30 cm, kelembaban udara 70 – 80%, kemiringan 0 – 400, pH tanah 5,5 – 6,5.

PEMUPUKAN SAAT PEMBIBITAN

  • Semprot media tanam dengan TGH sebelum dipakai untuk pembibitan.
  • Jika media tanam dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk lain, maka harus ada jeda 3 hari sesudah atau sebelum dari pemakaian TGH.
  • Siramkan larutan TGH secara merata pada setiap media tanam, ketika berumur 10 hari (1 liter TGH dicampur dengan 50 s.d. 100 liter air, cukup untuk 250 polybag besar).
  • Selanjutnya lakukan pemupukan TGH setiap bulan sekali sampai penanaman.

PEMUPUKAN SAAT PENANAMAN DAN MASA BELUM PRODUKTIF

  • Sebelumnya tanah diolah, dibuat lubang tanam dan diberi pupuk kandang.
  • Tiga hari sebelum penanaman, siram lahan/area tanam secara merata dengan larutan TGH. Dibutuhkan 2 liter TGH dicampur dengan 100 s.d. 200 liter air per hektar.
  • Selanjutnya lakukan pemupukan TGH setiap dua bulan sekali sampai usia 16 bulan.

PEMBERIAN PUPUK SAAT KOPI SUDAH MULAI PRODUKSI

  • Dibutuhkan 6 s.d. 12 liter Pupuk Hayati TGH setiap tahun.
  • Lakukan pemupukan dua bulan sekali, tiga bulan sekali atau 4 bulan sekali, dengan menggunakan 2 liter TGH setiap aplikasi.
  • Encerkan 2 liter TGH dengan 100 s.d. 200 liter air.
  • Untuk efektifitas pemupukan, buat 4 lubang (4 arah mata angin) dengan kedalaman 20 cm dengan diameter 5 cm.
  • Jarak lubang tersebut dari batang pohon adalah ½ tajuk (setengah jarak ujung daun terluar dan batang pohon), atau kurang lebih 1,5 meter.
  • Tuangkan pada setiap lubang 250 ml larutan TGH atau sama saja dengan 1 liter setiap pohon.
  • Pupuk kimia diberikan sesuai dengan anjuran PPL setempat, tetapi selalu diatur agar aplikasi pupuk kimia dilakukan tiga hari setelah pemupukan TGH.

7

7

8

8

9

9

10

10

11

11

12

12

13

13

14

14

15

15

16

16

17

17

18

18

19

19

20

20